Selasa, Agustus 09, 2011

Batu Besar


Kemarin, Seorang guru Budi pekerti masuk kedalam kelas kami sambil menenteng ember dan sekotak barang barang yang kami tidak tahu apa isinya. Tentu ini menimbulkan pertanyaan besar dalam benaak kami, karena biasanya hal ini akan dilakukan oleh seorang guru IPA.
“Okey….. Sekarang waktunya untuk kuis.”
Kemudian ia mengeluarkan batu besar dan mulai memasukkannya kedalam ember. Kami saling menoleh satu sama lain karena heran dengan tingkah guru kami tersebut. Setelah penuh beliau bertanya “Menurut kalian, Apakah ember ini sudah penuh?”
“ya!!” Jawab kami serempak.

“Sungguhkah demikian?” Lalu beliau memasukkan kerikil kedalam celah celah batu tersebut,lalu mengguncang ember tersebut, sehingga kerikil tersebut masuk kedalam celah celah diantara batu besar itu. “ Nah, Apakah sekarang ember itu sudah penuh?”

Seorang siswa menjawab dengan perasaan ragu “ Mungkin tidak !”
“Bagus sekali,”sahut guru tersebut seraya memasukkan sekantung pasir kedalam ember. Serta merta pasir itu berjatuhan mengisi celah celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi ia bertanya pada kelas, Baiklah, apakah sudah penuh ?”
Serentak kami menjawab “ Belum!”
“ Good, Smart People”. Kemudian ia meraih sebotol air dan menuangkannya kedalam ember. Tentu saja kali ini airpun mengalir ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas seraya berkata, Tahukah kalian apa maksud dari ilustrasi ini ?”
Seorang siswa dengan semangat menjawab : “ Maksudnya tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga, maka pasti kita bisa mengerjakannya.”
“ O, Tentu saja bukan, karena kita punya keterbatasan tenaga dan pikiran !” kata guru tersebut dengan wajah yang serius. “Kenyataan ini mengajarkan kepada kita, bahwa : Bila anda tidak memasukkan batu besar terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya.”
“ Apa yang dimaksud dengan batu besar dalam hidup Anda?
Orang tua, anak, pasangan, pendidikan, pekerjaan, adalah hal yang penting bagi anda; Mengajarkan sesuatu pada orang lain; melakukan pekerjaan yang kau cintai; Waktu untuk diri sendiri dan keluarga; kesehatan; teman anda; atau semuanya berharga?
Ingatlah, untuk selalu memasukkan Batu besar pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal hal kecil (semacam kerikil, pasir atau air) maka hidup anda akan penuh dengan hal hal yang yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki kesempatan yang sesungguhnya untuk melakukan hal hal yang besar dan penting lagi.
Oleh sebab itu, setiap pagi atau malam, renungkan cerita pendek ini, tanyakan pada diri anda sendiri “apakah batu besar dalam hidup saya?” Lalu kerjakan itu untuk pertama kali.

Sabtu, Agustus 06, 2011

Tinggalkan Prasangka

Ketika anda memandang suatu persoalan, tanggalkanlah prasangka dari dalam hati anda.Karena prasangka itu ibarat sebuah sepatu yang nyaman di pakai, namun tak bisa digunakan untuk berjalan.Ia memberikan jawaban sebelum anda mengetahui pertanyaannya.Dan seburuk-buruknya jawaban adalah bila anda tak paham akan masalahnya. Biarkan fakta yang tampak di hadapan anda, diterima apa adanya. Jangan biarkan prasangka menyeret anda ke ujung jalan yang lain. Bila anda telah mampu melepaskan prasangka, anda menemukan pandangan yang lebih jernih, keberanian untuk mengatasi masalah jauh lebih besar.

 Bila anda mengenakan kacamata, maka yang melihat tetap mata anda, bukan kacamata. Dan keadaan yang sebenarnya terjadi adalah apa yang ada di balik kacamata, bukan yang terpantul pada cermin kacamata anda.Demikian pula halnya dengan diri anda, yang sesungguhnya melihat adalah hati anda melalui mata. Prasangka itu adalah debu-debu pikiran yang mengaburkan pandangan hati, sehingga anda tak mampu melihat dengan baik. Singkirkan prasangka sebagaimana anda mengusapkan debu dari kaca mata anda untuk melihat lebih jelas dan jernih lagi permasalahan yang ada.